Tertarik NU, Seniman Ini Lukis Ulama-ulama Nusantara

santri aswaja


Purworejo, NU Online
Banyak ekspresi yang dilakukan warga NU dalam mengaktualisasikan cintanya dalam bentuk karya. Salah satunya adalah yang dilakukan oleh Bramantyo, pelukis asal Baledono, Purworejo, Jawa Tengah, ini. Ia melukis ulama dan para kiai yang lekat dan menjadi simbol Nahdlatul Ulama.

Ditemui NU Online di kediamannya pada Kamis (19/10), Bram - begitu ia biasa disapa - mengaku baru sebulanan ini tertarik untuk melukis tokoh-tokoh NU dalam bentuk realis. Sebelumnya, ia banyak melukis dengan gaya pop-art yang banyak mengangkat tema-tema 'perlawanan' dan kritik sosial.

Dalam waktu yang kurang dari sebulan, Bram telah menyelesaikan beberapa lukisan tokoh NU itu, diantaranya: KH. Kholil Bangkalan, KH. Hasyim Asy'ari, KHA. Wahab Chasbullah, KH Bisri Syansuri, H. Hasan Gipo dan KH Abdurrahman Wahid atau yang akrab disapa Gus Dur. Selain itu, ia juga mengangkat peristiwa perobekan bendera Belanda pada Peristiwa 10 November di Hotel Yamato oleh para santri dan arek-arek Surabaya.

Ditanya alasan mengapa mengangkat tema ke-NU-an dan kebangsaan, ia mengaku tertarik dengan sikap ke-beragama-an para kiai dan ulama Nusantara yang ramah dengan kultur dan tradisi.

"Kebetulan di tempat saya kultur NU kuat. Ketika ada tahlilan, orang non-muslim pun ikut datang meski diam untuk menghormati. Spirit menjaga kebersamaan ditengah perbedaan ini begitu kental dimiliki oleh para kiai NU," terangnya.

Dalam waktu dekat, iya juga akan membuat lukisan dengan tema persatuan ditengah perbedaan. "Keakraban para tokoh lintas agama akan kita lukiskan," terang pria yang berencana menggelar pameran tunggal bertemakan 'Islam Nusantara' ini.

Nuansa baru

Begitu "banting stir" melukis tokoh-tokoh NU, setelah sebelum-sebelumnya melukis dengan gaya "rocker," Bram mengaku mendapat pengalaman batin dalam melihat karyanya.

"Sekarang ini, kalo melihat lukisan kiai-kiai, entah mengapa rasanya nyes, adem," terangnya. Bahkan, ia punya pengalaman "unik" tentang satu lukisan karyanya, yaitu lukisan Mbah Hasyim Asy'ari yang bersanding dengan H. Hasan Gipo, Ketua Umum (Tanfidziyah) PBNU pertama.

"Malam kemarin lalu, hujan deras mengguyur. Saya lupa memasukkan lukisan-lukisan itu ke dalam rumah (hanya di beranda rumah). Esoknya, ketika lukisan lain basah, khusus lukisan yang itu tidak. Saya heran," akunya.

Karena penasaran, esoknya ia sengaja tidak memasukkan lagi lukisan itu. "Tapi untuk yang kedua ini basah, kena hujan. Mungkin karena saya menyengaja," selorohnya, diiringi gelak-tawa.

Kedepan, Bram ingin mengangkat tema-tema "Islam Nusantara" kedalam karya-karyanya. Dengan riset sejarah yang dibantu Lukman Khakim, seorang kader muda NU,  Bram akan menggali ide dari buku-buku sejarah baik nonfiksi seperti Atlas Walisongo atau fiksi seperti Suluk Abdul Jalil karya Agus Sunyoto. (Ahmad Naufa/Fathoni)

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Tertarik NU, Seniman Ini Lukis Ulama-ulama Nusantara"

Posting Komentar